Pria Hanya Melihat Gambaran Besarnya Saja

Kaum pria lebih suka berada di belakang dan melihat “gambaran besarnya” dan memberikan kontribusi yang lebih sedikit daripada sibuk memikirkan serangkaian hal yang tampaknya lebih kecil dan kurang penting. Misalnya, seorang pria mungkin jarang memberi hadiah kepada pasangannya namun, tatkala dia melakukannya, dia membawakan yang besar. Otak wanita, pada sisi lain, terorganisasi untuk hal-hal yang rinci dan mereka membuat sebuah rentangan yang lebih luas dari keputusankeputusan kecil atas banyak segi yang rumit dan lembut dari sebuah hubungan yang sedang berjalan. Seorang wanita akan memberi satu nilai untuk tiap-tiap hal yang dilakukan oleh pasangannya tanpa memandang ukuran, dan dua atau lebih nilai untuk suatu tindakan dengan cinta yang mesra.

Bila seorang pria membelikan pasangannya setangkai mawar, misalnya, maka si wanita akan memberinya satu poin. Bila si pria tadi membelikannya seikat bunga yang berisi enam tangkai mawar maka dia masih tetap mendapat satu poin. Namun bila si pria membelikannya setangkai mawar setiap pekan selama enam pekan, maka dia akan mendapat nilai enam poin. Setangkai mawar jelas untuk si wanita, sedangkan seikat mawar dapat dirasa sebagai dekorasi untuk rumah. Pemberian setangkai mawar secara rutin menunjukkan bahwa si pria menempatkan si wanita dalam posisi yang paling penting di benaknya.

Demikian pula, bila seorang pria mencat rumah, dia mendapat satu poin. Bila dia memungut pakaian kotornya atau mengatakan kepada si wanita bahwa dia mencintainya, dia juga mendapat satu poin untuk masing-masing perbuatan itu. Dengan kata lain, poin-poin ini diberikan untuk setiap tindakan yang dilakukan, bukan untuk ukurannya, kualitasnya, atau hasil dari sebuah tindakan. Bila si pria membelikannya sebuah mobil atau cincin berlian yang diimpiimpikannya tentu dia akan mendapat poin-poin tambahan pada saat itu. Namun 95% poin yang diberikan dalam sebuah hubungan adalah untuk hal-hal harian yang terjadi atau tidak. Sungguh inilah pikiran yang dimiliki oleh para wanita.











Sebagian besar kaum pria sama sekali tidak menyadari tentang bagaimana sistem penilaian wanita karena para pria secara sederhana melakukan apa yang mereka lakukan dalam sebuah hubungan dan secara tidak sadar mempertimbangkan untuk menjaga penilaian. Bagi para wanita, melakukan penilaian terjadi di bawah sadarnya, tidak dengan kesadaran, dan semua wanita secara intuitif mengerti bagaimana cara kerjanya. Perbedaan ini menjadi sebab dari banyaknya kesalahpahaman antara kaum pria dan kaum wanita.

Kaum wanita adalah para pemberi nilai yang hebat dan memiliki ingatan yang lama yang dapat mengumpulkan nilai selama bertahun-tahun. Mereka akan tetap melakukan berbagai hal bagi seorang pria karena mereka berasumsi bahwa, pada akhirnya, skornya akan berimbang. Mereka secara diam-diam berasumsi bahwa para pasangan mereka akan segera berterima kasih dan mengembalikan dukungan mereka.

Kaum wanita selalu melakukan penilaian dan tidak pernah lupa.
 Seorang pria tidak pernah tahu kapan skor dalam hubungan ini tidak seimbang. Seorang wanita dapat membiarkannya hingga mencapai 30 banding 1 sebelum dia mulai mengeluhkan tentang hal itu. Lalu dia pun menuduh si pria tidak berbuat apa pun dan si pria jadi terkejut dan merasa tidak karuan atas tuduhan itu. Si pria tidak tahu bahwa ada masalah di antara mereka. Karena, bila seorang pria menjalankan sistem penilaian, dia tidak akan membiarkan sampai ke tahap ini. Begitu dia merasa skornya 3 banding 1, maka si pria akan mengeluh bahwa dia telah memberi lebih banyak dan menginginkan agar skor mereka berdua seimbang.

Bila seorang pria membuat skor, dia akan percaya bahwa makin besar tindakan atau hadiah yang diberikan, maka poinnya pun seharusnya makin tinggi pula. Dia akan melihat bahwa bekerja lima
hari dalam sepekan mestinya mendapat skor sekurang-kurangnya 30 poin, akan tetapi dari sudut pandang pihak wanita, hanya akan dicatat 5 poin, satu poin untuk setiap hari kerja. Sebagaimana diketahui oleh sebagian besar kaum wanita, pria selalu saja punya kepercayaan bahwa ukuranlah yang penting.


Bagi kaum wanita, bukan ukuran yang penting, tapi frekuensinya.
 

Tidak ada komentar

GENERASI GO-BLOG. Diberdayakan oleh Blogger.