Mengapa Pria Tidak Tahu Banyak Tentang Kehidupan Teman-Teman Mereka?

Don sudah setahun ini tidak berjumpa dengan Jimi sehingga mereka pun sepakat untuk menghabiskan satu hari bersama di padang golf. Tatkala Don pulang ke rumah pada sore harinya, istrinya Eni ingin sekali mendengar apa yang dialaminya tadi:Eni: “Bagaimana harimu tadi?”Don: “Baik.”Eni: “Bagaimana dengan Jimi?”Don: “Baik.”Eni: “Bagaimana perasaan istrinya setelah keluar dari rumah sakit pekan kemarin?”Don: “Nggak tahu, tadi dia nggak cerita.”Eni: “Dia nggak cerita? Maksudnya kamu yang nggak nanya?”Don: “Hm, nggak, tapi kalo ada masalah, aku yakin dia akan cerita kepadaku.”Eni: “Kalo gitu … gimana kabar anak perempuan mereka dengan suami barunya?”Don: “Ah … tadi dia nggak cerita …”Eni: “Apakah ibu Jimi masih menjalani kemoterapi?”Don: “Umm … aku nggak begitu tahu …”

Dan seterusnya. Don tahu berapa banyak pukulan yang mereka masingmasing lakukan dalam permainan itu, dia ingat kesulitan di bunker, hole-in-one yang hampir dikenainya dan lelucon tentang
biarawati dan ayam karet, namun dia secara praktis tidak tahu apa pun tentang istri, anak-anak, dan keluarga Jimi. Dia tahu problem Jimi yang sedang bertikai dengan dewan lokal tentang rencana bangunannya, bentuk dan model mobil yang sedang dipikirkan Jimi untuk didapatkannya, dan perjalanan keluar negeri terakhir Jimi untuk menutup sebuah kesepakatan bisnis. Namun dia sama sekali tidak tahu tentang anak perempuan bungsu Jimi yang kini tinggal di Bangkok, atau bahwa saudara lakilaki Jimi telah didiagnosa menderita Parkinson atau bahwa istri Jimi mendapat nominasi sebagai “Warga Kota Teladan” di tengah komunitas lokal mereka. Akan tetapi, dia justru mendapatkan koleksi lelucon-lelucon baru.

Bila seorang pria pergi mencari minum bersama temantemannya selama satu jam atau lebih setelah kerja, para wanita umumnya tercengang bahwa dia pulang ke rumah hanya tahu sedikit saja atau tidak sama sekali tentang kehidupan pribadi siapa pun. Itu karena pria menggunakan semua aktivitas ini sebagai bentuk dari melepaskan pikiran. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam bersama untuk memancing, main golf, main kartu atau nonton bola, tanpa banyak berkata-kata. Tatkala mereka berbicara, itu pun tentang fakta-fakta, hasil-hasil, solusi, atau jawaban atas pertanyaan – atau
untuk bertukar informasi tentang hal-hal dan proses-proses. Namun mereka hampir tidak mendiskusikan tentang orang dan emosi mereka. Pria memiliki otak “garis dasar” yang umumnya tidak menyadari perasaan atau emosi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Leeds membagi beberapa alasan mengapa pria pergi ke bar untuk minum-minum setelah kerja
? Mengapa pria pergi mencari “minum”:9,5% pergi mencari alkohol
5,5% pergi mencari perempuan
85% pergi untuk melepaskan stres

Pria melepaskan stres dengan mengendorkan otak dan memikirkan sesuatu yang lain. Itulah sebabnya mengapa, tatkala pria pergi mencari minum, disebut “minum yang hening” – tidak ada perlunya untuk berbincang-bincang bila Anda tidak menginginkannya.

 
Pria tidak mengharapkan pria lainnya bicara banyak dan mereka tidak pernah berkeras untuk melakukan percakapan. Tatkala salah seorang dari mereka sedang melepaskan pikiran dengan sebuah gelas minuman di tangannya, para pria lainnya pun secara intuitif paham, dan membiarkannya. Mereka tak pernah memaksanya untuk ikut bicara. Tak seorang pun yang berkata, “Ceritakan padaku tentang harimu … Kamu tadi ketemu siapa saja dan seperti apa mereka?” Tatkala mereka bicara pun, pria mendiskusikan masalah pekerjaan, olah raga, mobil dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang. Mereka bicara secara bergiliran karena otak mereka terorganisasi untuk melakukan salah satu hal, yaitu bicara atau menyimak. Tidak sebagaimana halnya wanita, pria tak dapat melakukan kedua hal tersebut sekaligus.

SolusiPria merasa kesulitan untuk memahami mengapa seorang wanita ingin tahu segala rincian tentang kehidupan teman-teman dan kenalan karena bila temannya ingin agar dia tahu apa pun, maka dia akan mengatakannya. Itu bukannya berarti bahwa pria tidak tertarik dengan teman-temannya, dia hanya ingin tahu fakta-fakta garis besarnya dan hasil akhirnya. Satu-satunya kesempatan di mana seorang pria berbicara dengan orang lain tentang rincianrincian pribadi adalah bila dia tak mampu untuk memecahkan suatu masalah dan kemudian, sebagai jalan terakhir, dia akan meminta nasihat kepada temannya. Maka, bila Anda ingin memperoleh informasi tentang kesehatan, karir, hubungan atau hal-ihwal dari anggota keluarga Anda atau dari kalangan sosial Anda, jangan pernah mengandalkan pria untuk mengetahui jawabannya; tanyakanlah kepada para wanita. Pria bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan tentang hasil-hasil dan solusi-solusi dan melepaskan stres. Mereka jarang bertanya tentang perkara-perkara pribadi.
 

Tidak ada komentar

GENERASI GO-BLOG. Diberdayakan oleh Blogger.