Jawaban Atas Pertanyaan Bumi Datar (Flat Earth) oleh T. Djamaluddin
T. Djamaluddin
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN
FB LAPAN menerima banyak pertanyaan dari para penggemar FE (Flat
Earth — bumi datar) dengan pola pertanyaan yang hampir sama.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk menjadi pembenaran bagi
dongeng FE. Tulisan ini dimaksudkan sebagai kompilasi pertanyaan mereka
dan jawaban saya. Tulisan ini serial dan akumulasi dari tanya jawab
berkait dengan dongeng FE. Jawaban saya upayakan sesederhana mungkin
dengan bahasa awam.
Q: Bagaimana foto asli satelit sebelum diluncurkan?
A: Saya tunjukkan foto satelit
LAPAN A2 yang dibuat oleh LAPAN dan dilepas oleh Presiden September 2015
lalu. Spesifikasi satelit LAPAN-A2 juga diberikan di bawah ini.
Q: Apakah satelit yang diluncurkan tidak menabrak kubah langit?
A: Satelit diluncurkan sampai
ketinggian lebih dari 400 km, misalnya satelit LAPAN A2 diorbitkan pada
ketinggian 650 km. Tidak ada kubah langit. Ini video peluncuran satelit
LAPAN A2 dengan roket India.
Q: Apakah dapat dibuktikan satelit itu ada? Apakah LAPAN mengendalikan sendiri satelitnya?
A:
Pendalian satelit, komunikasi data, dan perolehan datanya menjadi bukti
keberadaan satelit. Penggunaan satelit untuk siaran TV dan komunikasi
data perbankan untuk ATM menjadi bukti pemanfaatan satelit yang langsung
dirasakan masyarakat. Kalau diperlukan pembuktian langsung, silakan
berkunjung ke Pusat Teknologi Satelit, LAPAN di Bogor. Di situlah
dikendalikan satelit milik LAPAN.
Q. Apakah satelit di orbit bisa dilihat, untuk membuktikan keberadaannya?
A: Satelit yang kecil tidak ada terlihat
karena terlalu jauh (ketinggian umumnya lebih dari 400 km). Hanya ISS
(International Space Station) yang ukurannya sangat besar — hampir
sebesar lapangan bola) yang dapat dilihat dengan teleskop.
Q. Kalau bumi benar bulat, mengapa horizon permukaan air laut dan jembatan terpanjang tidak terlihat melengkung?
A:Jari-jari
bumi sekitar 6.300 km. Kalau kita ambil bentangan horizon laut atau
jembatan terpanjang sekitar 2 km, maka bentangan tersebut terlalu kecil
dibandingkan dengan jar-jari bumi. Coba kita buat skala kecil. Kalau
jari-jari bumi dibuat 63 meter (kira-kira setengah panjang lapangan
bola), maka bentangan jembatan atau horizon laut hanya digambarkan 0,02
meter (2 cm). Garis 2 cm pada lingkaran sebesar setengah lapangan bola
seperti itu tentu tidak akan terlihat kelengkungannya.
Q. Bagaimana hitungan gerhana matahari tanpa menggunakan siklus Saros?
A:
Hitungan gerhana matahari rumit rumusannya untuk difahami awam (bagi
yang berminat, rumusan yang disederhanakan bisa dilihat di buku Astronomical Algorithm
oleh Jean Meeus), tetapi pada prinsipnya memperhitungkan orbit bumi
mengitari matahari, orbit bulan mengitari bumi, dan rotasi bumi. Siklus
Saros yang sekitar 18 tahun hanya digunakan untuk menandai karakteristik
gerhana yang mirip. Siklus Saros tidak bisa menghitung waktu dan jalur
gerhana secara akurat. Dengan perhitungan gerhana yang akurat, NASA telah membuat aplikasi
yang bisa digunakan oleh awam untuk menghitung waktu dan jalur gerhana.
Misalnya, gerhana 9 Maret 2016 yang melintasi Indonesia.
GMT 9
Maret 2016 adalah termasuk Siklus Saros 130. Kita tunjukkan
karakteristik jalurnya mirip dengan GMT 26 Februari 1998 yang sama-sama
seri Saros 130.
Q: Bukankah foto semua planet dan satelit hanya CGI (Computer Generated Imagery – gambar yang dibuat computer)?
A: Teknologi pembuatan CGI baru ada pada dasawarsa belakangan,
sedangkan foto-foto planet sudah diperoleh pada generasi awal penguasaan
tentang teleskop dan fotografi. Satelit sudah dikenal sejak 1957.
Foto-foto jarak dekat planet-planet diperoleh setelah adanya wahana
antariksa antar-planet sekitar tahun 1970-an dan 1980-an. Gambar-gambar
simulasi dengan komputer (CGI) hanya digunakan sebagai bagian edukasi
publik agar lebih mudah difahami awam, tidak sekadar dengan rumus-rumus,
grafik, dan tabel yang hanya difahami para ilmuwan. Sebelum ada CGI,
ilmuwan memanfaatkan lukisan ilustrasi dari seniman agar dapat difahami
awam.
Q: Bukankah matahari bisa diambil gambar videonya karena memang matahari sangat dekat?
A: Matahari berjarak 150 juta km dari bumi. Diameternya 1,4 juta km.
Suhu permukaannya 6000 derajat. Jadi tidak mungkin, matahari dianggap
dekat. Foto dan dideo matahari diperoleh dari teleskop di bumi dan dari
satelit yang ditempatkan di antariksa.
Q: Bukankah batas langit berupa dome (kubah) sehingga pelangi berbentuk kurva dan tidak pernah ada yg dapat menembusnya?
A: Langit adalah ruang terbuka di luar bumi yang tidak ada batasnya.
Kita mengamatiny seperti kubah karena batas pandang mata manusia ke arah
langit, seolah-olah benda-benda langit itu menempel pada bola langit.
Pada penyajian posisi benda langit secara astronomi memang digunakan
alat bantu bola langit, tetapi itu sesungguhnya hanya penggambaran arah
yang dinyatakan dalam derajat, relatif terhadap titik pengamatan. Langit
tidak ada batas jaraknya.
Pelangi yang melengkung bukan karena kubah langit. Pelangi tampak
melengkung setengah lingkaran juga karena batas pandang mata
pengamatnya. Pelangi disebabkan oleh pembiasan dan penguraian warna
cahaya matahari dari arah belakang pengamat oleh butir-butir air hujan
atau kristal es jauh di hadapan pengamat. Ada sudut tertentu pada
butir-butir air hujan atau kristal es yang menyebabkan pembiasan dan
penguarian cahaya matahari, sehingga warna yang dihasilkan seolah
melingkari titik hubung matahari dan mata pengamat. Titik pusat
lingkaran pelangi berada di kaki langit kalau mataharinya berada di kaki
langit. Bila mataharinya berada lebih tinggi dari kaki langit, maka
titik pusat lingkatan pelangi lebih rendah dari kaki langit. Itu
sebabnya tidak terlihat pelangi saat matahari tinggi di langit.
Karena langit tidak ada batasnya, maka roket dapat menembusnya untuk menempatkan satelit di orbitnya.
Q: Bukankah roket dan pesawat ulang alik terbang dalam bentuk
kurva juga, tidak tegak lurus ke atas karena akan meledak ketika
menabrak dome (kubah langit)?
A: Roket dan pesawat ulang alik akan meluncur sampai ketinggian orbit
yang dituju, umumnya di atas 400 km. Roket atau pesawat ulang alik
tidak akan meledak (kecuali ada kesalahan teknis) sampai mencapai
antariksa karena tidak ada batas atau kubah langit (dome). Pengamat
melihatnya terbang melengkung karena efek gravitasi bumi, sehingga
lintasannya berbentuk parabola. Seperti halnya kita melempar batu, batu
itu akan jatuh dengan lintasan parabola. Kalau dilempar dengan kekuatan
yang besar (dengan roket atau pesawat ulang alik), lintasan parabolanya
mencapai ketinggian sampai sekitar 400 – 600 km.
Q: Bukankah kalau kita naik pesawat atau balon udara, bumi tampak tidak bergerak?
A: Pesawat atau balon udara bergerak bersama rotasi bumi, karena
pesawat dan balon udara tersebut (dan seluruh benda di bumi) terikat
dengan gavitasi bumi. Sama halnya anak kecil yang melompat-lompat di
kursi kereta akan menganggap kursinya tetap, karena dia bergerak bersama
kereta.
Q: Kalau bumi berputar, mengapa jadwal penerbangan bisa pas
sesuai jadwal? Apakah laju pesawat sama dgn rotasi bumi dan apakah
tempat tujuan pesawat juga berputar? Gak sampe-sampe dong?
A: Pesawat terbang bersama bumi yang berotasi, karena pesawat terikat
dengan gravitasi bumi. Jadi, dalam perhitungan jadwal penerbangan
dihitung kecepatannya terhadap titik tetap di bumi (seperti halnya
menghitung kecepatan kereta api), kemudian dikoreksi dengan beberapa
faktor lainnya, antara lain rotasi bumi.
Q: Bukankah gedung dan kapal dilihat dari jauh tidak
menghilang ditelan bumi, mereka masih tetap terlihat tetapi kecil?
Kalau bumi bulat, maka semakin jauh benda, bukan hanya dia akan
terlihat menghilang di bagian kakinya tetapi juga akan terlihat miring
ke belakang.
A: Kelengkungan bumi tidak akan terlihat pada jarak pendek. Untuk
jarak yang jauh, seperti eksperiment di sungai Bedford sejauh 9,7 km,
harus memperhitungkan juga refraksi (pembiasan) atmosfer yang
menyebabkan benda yang sudah berada di bawah ufuk tampak lebih tinggi.
Refraksi atmosfer juga dipergunakan dalam menghitung terbit dan
terbenamnya matahari dan bulan.
Q: Bukankah kalau dilihat dari pesawat, horizon bumi tetap
setinggi mata, artinya bumi rata? Kalau bumi bulat, semakin tinggi
posisi kita semakin bawah horizon dari bumi.
A: Ketampakan horizon justru menunjukkan bumi kita bulat. Kalau kita
naik pesawat, pandangan kita dibatasi oleh horizon (kaki langit).
Horizon tetap setinggi mata, karena horizon adalah titik singgug garis
pandang dengan bola bumi. Kalau bumi kita datar, maka pandangan kita
dibatasan oleh sensitivitas mata, artinya kalau kita mempunyai teleskop
canggih, dari atas pesawat kita bisa melihat sampai tepi bumi yang datar
tersebut. Tetapi di kejauhan, bila kita naik pesawat terbang, kita
tidak bisa melihat hamparan sampai tepi dunia ini.
Horizon dilihat dari pesawat terbang
Horizon tampak karena bumi bulat
Q: Bukankah gravitasi itu tidak ada?
A: Semua benda mengalami gaya gravitasi. Semua benda di bumi tetap
melekat di permukaan bumi karena gaya gravitasi bumi. Batu dilempar
kembali jatuh, sama halnya dengan satelit dan bulan yang mengorbit bumi,
semuanya karena gaya gravitasi bumi. Bumi dan planet-planet mengitari
matahari karena gaya gravitasi matahari.
Q: Bukahkah tidak ada penerbangan langsung Afrika Selatan ke
Australia walaupun di pada bumi bulat mereka hanya berjarak 9 jam?
Menurut peta bumi rata, Australia dan Afrika Selatan adalah negara
terujung-ujung bumi.
A: Penerbangan lintas kutub selatan memang jarang karena pertimbangan
teknis, kemungkinan gangguan pada mesin akibat suhu yang sangat dingin.
Namun, bila cuaca memungkinkan, beberapa maskapai melakukan penerbangan
lintas kutub Selatan. Misalnya, LATAM Airlains terbang non-stop dari
Sydney (Australia) ke Santiago (Amerika Selatan). Air New Zealand juga
terbang non-stop dari Auckland (Selandia Baru) ke Buenos Aires (Amerika
Selatan). Qantas terbang non-stop dari Sydney (Australia) ke
Johannesburg (Afrika Selatan).
Q: Bukankah sinar matahari dan bulan akan terlihat lebih
terang di awan sekitar mereka di bandingkan awan yang lebih jauh.
Artinya matahari berada dekat dengan bumi sehingga sinarnya akan
terlihat lebih terang terhadap benda di sekitarnya dibandingkan benda
yang jauh?
A: Jarak matahari ke bumi sekitar 150 juta km dan jarak bulan ke bumi
sekitar 384.000 km. Artinya, kuat cahaya yang sampai ke bumi (termasuk
awan) secara umum hampir sama. Mengapa cahaya yang mengenai awan yang
dekat lebih terang dari pada awan yang jauh? Penyebabnya bukan lagi pada
matahari/bulan, tetapi pada awan sebagai sumber cahaya pantulan.
Karena awannya dekat, maka cahaya pantulannya terlihat lebih terang
daripada awan yang jauh.
Q: Bukankah gambar sinar matahari menembus awan akan terlihat
bersudut dan tidak berupa garis sejajar, yang artinya matahari dekat?
A: Itu bukan bukti matahari yang dekat. Bentuk menyudut yang terpusat
pada matahari menunjukkan bahwa berkas cahaya matahari itu lurus dan
sejejar, karena mataharinya sangat jauh (150 juta km). berkas cahaya
yang luruh yang menembus celah-celah awan tampak menyudut karena
pandangan perspektif, sama halnya ketika kita melihat rel kereta api
tampak makin menyempit di kejauhan.
Q: Bukankah gerhana adalah hoax , sebab jika matahari di
belakang bumi dikatakan gerhana bulan, lalu dari mana asal sinar bulan?
Jika bulan menutupi matahari ketika gerhana matahari lalu dari mana asal
cahaya bulan? Bukankah sinar bulan berasal dari matahari?
A: Gerhana bulan dan matahari adalah akibat konfirgurasi bumi, bulan,
dan matahari. Akibat bulan mengelilingi bumi, cahaya yang dipantulkan
bulan membentuk ketampakan bulan sabit, bulan setengah, dan bulan
purnama. Ketika bulan purnama, posisi bulan segaris dengan matahari dan
bumi, maka cahaya matahari yang menuju bulan terhalang oleh bumi.
Bayangan bumi pada purnama itulah yang disebut gerhana bulan. Pada saat
bulan baru (newmoon), cahaya bulan tidak tampak, karena bagian yang
tersinari menghadap matahari. Ada saatnya, bulan baru itu segaris dengan
matahari dan bumi. Akibatnya, cahaya matahari yang menuju bumi
terhalangi. Matahari akan terlihat gelap sebagian atau seluruhnya.
Itulah yang disebut gerhana matahari.
Q: Bukankah astronot tidak ada, dulu mereka memakai tangki air, sekarang memakai CGI (Gambar buatan computer)?
A: Astronot benar adanya, baik yang pernah mendarat di bulan maupun
yang saat ini bekerja di laboratorium antariksa ISS. Astronot di dalam
tangki air adalah saat latihan mensimulasikan gerak di antariksa. CGI
astronot hanya ada dalam pembuatan film.
Q: Ketika astronot NASA mendarat di bulan, mengapa gambar
bumi hanya sebesar bulan? Bukankan bumi empat kali lipat lebih besar?
Harusnya ketika mereka di bulan, maka gambar bumi akan tampak lebih
besar?
A: Ukuran “besar” atau “kecil” adalah ukuran relatif. Gambar bumi
yang tidak dilihat dengan ukuran sama ketika melihat bulan bisa
menimpulkan kesan seolah ukurannya sama. Mestinya ukuran ketampakan bumi
dan bulan sama-sama dibandingkan dengan objek yang sama besarnya pada
jarak yang sama. Misalnya, bumi dan bulan sama-sama dipotret dengan
pembanding ballpen yang dipegang sejauh bentangan lengan, kita akan
melihat gambar bumi empat kali lebih besar dibandingkan bulan. Di
astronomi dikenal ukuran derajat untuk menggambarkan besar objek langit.
Bulan itu terlihat dari bumi besarnya sekitar 0,5 derajat, mestinya
bumi terlihat dari bulan besarnya sekitar 2 derajat.
Q: Sejak zaman dahulu sampai sekarang, gambar bumi hanya
itu-itu saja tidak berubah. Ketika mereka merilis gambar bumi sedang
berputar, mengapa awannya tetap tidak bergerak?
A: Awan bergerak karena dinamika atmosfer yang skala waktunya minimal 10-menitan agar bisa melihat pergerakannya. Misalnya, citra satelit Himawari yang bisa menampilkan pergerakan awan setiap 10 menit. Gambar atau video bumi berputar hanyalah simulasi dari waktu 24 jam dimampatkan menjadi beberapa menit saja, sehingga pergerakan awan tidak dapat terlihat.
A: Awan bergerak karena dinamika atmosfer yang skala waktunya minimal 10-menitan agar bisa melihat pergerakannya. Misalnya, citra satelit Himawari yang bisa menampilkan pergerakan awan setiap 10 menit. Gambar atau video bumi berputar hanyalah simulasi dari waktu 24 jam dimampatkan menjadi beberapa menit saja, sehingga pergerakan awan tidak dapat terlihat.
https://menjawab-flatearth.blogspot.com/
BalasHapus