Mengapa Wanita Tampaknya Tak Pernah Langsung Menuju Ke Pokok Persoalan?

Bagi para pria, wanita seringkali dipandang tidak jelas atau suka berputar-putar daripada langsung mengarah ke apa yang dimaksud. Kadangkadang seorang pria merasa seakan-akan dia disuruh menebak-nebak apa yang diinginkan si wanita, atau dia diminta menjadi seorang pembaca pikiran. Ketidakjelasan yang mencolok ini dikenal sebagai percakapan tidak langsung. Surat dari seorang pembaca pria ini memperlihatkan bagaimana hal itu dirasakan oleh para pria:

Istriku memiliki kepiawaian yang tinggi dalam hal percakapan tidak langsung. Kemarin, contohnya, dia mondarmandir di dapur dan berkata, “Pada rapat staf kemarin, penyeliaku berkata, ‘Jangan makan salami.’”
“Apa?” seruku, “Apa katanya tentang salami?” “Bukan dia, tapi kau,” jawabnya dengan nada kesal, “Aku tak ingin kau makan salami itu. Aku menghematnya.”
Aku berdiri termangu dengan wajah bodoh, sambil berusaha mencari-cari di mana letak transkrip percakapan kami tadi di dalam lemari arsip berdebu di dalam kepalaku, sementara dia dengan seenaknya menyambung lagi katakatanya, sambil mengatakan kepadaku apa yang sesungguhnya dikatakan oleh penyelianya.
 
Dia selalu saja begitu. Aku harus menyelipkan penanda batas buku ke dalam rangkaian kata-katanya sehingga aku dapat mengidentifikasi manakah benang percakapan yang sedang diucapkannya dengan ketus. Dia dapat menyimpan empat atau lima garis pemikiran yang berbeda yang berjalan secara simultan dengan mudahnya, sementara aku berusaha keras mengikuti arahnya. Tampaknya, semua teman-teman wanitanya bisa mengikutinya, namun hal itu membuat aku dan kedua anak laki-laki kami mengalami kerusakan otak. Bagaimana bisa wanita intelek seperti itu menjadi kacau-balau tak karuan begini sewaktu berbicara?
“Apakah kau mau nonton film malam ini?” tanyanya. Aku terkesan dengan ajakannya namun kukatakan, “Tidak”—aku ada pekerjaan di garasi. Hampir satu jam barulah kusadari bahwa dia tidak bicara kepadaku. Aku bertanya apakah ada masalah, dia berkata, “Tidak,” namun dia tetap diam saja. Tatkala aku mendesaknya tentang hal itu dia berteriak, dengan mata berkacakaca, “Kau tak pernah mengajakku ke bioskop!” Hei... hei...—kupikir tadi dialah yang mengajakku ke bioskop, bukan sebaliknya!
Suatu hari, sambil membawa setumpuk cucian ke garasi, aku berkata, “ Nanti aku perlu pergi ke toko peralatan.”
Aku menyibukkan diriku di garasi sekitar empat puluh menit, selama itu aku mulai memasukkan setumpuk cucian, memindahkan beberapa kotak, dan membersihkan sebuah rak.
Aku telah memikirkan beberapa hal yang nanti harus dikerjakan pada hari itu, setelah pulang dari toko peralatan. Tatkala aku masuk kembali ke dalam rumah, dia mendongakkan kepala dari pekerjaannya dan berkata, “Mengapa?”
“Heh? Apanya yang mengapa?” tanyaku.
“Kau perlu apa?”
“Aku tidak perlu apa-apa! Kita bicara apa ini?”
“Kalau tidak butuh apa-apa, kenapa tadi pergi ke toko peralatan?” kejarnya, dengan tangan bersedekap dan postur menyelidik yang hampir semua pria menikah pasti mengenali gaya itu.

Hey, percakapan tersebut sudah lama, dan aku sudah mengisi penuh persediaan bahan percakapanku dengan banyak hal lain untuk dibicarakan dan, sepanjang yang kupikirkan, toko peralatan adalah berita basi. Namun bagi istriku, hal itu tak pernah selesai, maka ia tetap berada di puncak tumpukan, di mana menurut anggapannya aku juga masih menyimpannya. Seiring dengan berjalannya waktu kami berusaha menyelesaikan masalah yang pelik ini, dia yakin bahwa aku tidak mendengarkan, dan aku setengah yakin bahwa dia memang benar. Aku berusaha memecahkan hal ini nanti, tepat setelah menghabiskan sandwich salamiku.

 
Raymond yang sedang frustrasiSewaktu sedang berbicara, seorang wanita sering menggunakan percakapan tidak langsung. Ini berarti dia memberi isyarat atas apa yang diinginkannya atau menarik kesimpulan atas sesuatu. Istri Raymond juga berbicara dengan menggunakan multijalur, maka Raymond pun jadi kebingungan mencari arah dalam pembicaraan tersebut.
 
Percakapan tidak langsung wanita memiliki sebuah maksud membangun hubungan dan ikatan dengan orang lain dengan menghindari agresi, konfrontasi atau pertentangan. Dari sudut pandang evolusi, dengan bersikap tidak langsung memungkinkan para wanita menghindari ketidaksepakatan satu sama lain dan memudahkan untuk menjalin ikatan dengan tidak tampak dominan atau agresif. Pendekatan ini sangat sesuai ke dalam keseluruhan pendekatan seorang wanita untuk melanggengkan harmoni. 

Sewaktu para wanita menggunakan percakapan tidak langsung dengan para wanita lainnya jarang ada masalah para wanita punya kepekaan untuk mengurai maksud yang sebenarnya. Bagaimanapun, hal tersebut dapat mendatangkan bahaya manakala diterapkan terhadap para pria. Para pria menggunakan percakapan langsung dan menangkap katakata secara harfiah. Sebagaimana telah kami katakan tadi, otak para pria berkembang sebagai sebuah mesin yang berfokus tunggal karena tuntutan-tuntutan dalam melakukan perburuan. Mereka mendapati kekurangan struktur percakapan dan tujuan dari para wanita sangat memusingkan, dan menuduh para wanita tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mereka memberikan tanggapan dengan mengatakan hal-hal seperti “Apa maksudnya ini?”, “Pembicaraan ini arahnya kemana?” dan “Apa garis besarnya” Para pria kemudian melanjutkan berbicara kepada wanita seakan-akan dia adalah seorang pasien sakit jiwa di sebuah tempat perawatan atau akan menyuruhnya diam dengan mengatakan, “Kita sudah berkali-kali membicarakan hal ini,” “Berapa lama lagi ini berjalan?” dan “Percakapan ini terlalu menguras tenaga dan tidak mengarah kemana-mana!”
 

Tidak ada komentar

GENERASI GO-BLOG. Diberdayakan oleh Blogger.