Anda Bertanya, Saya Berkata
1. Apakah pestisida boleh dicampur dengan pupuk hayati (POC)? Tentu tidak boleh sama sekali, karena pupuk hayati bukan hanya mengandung unsur hara tertentu, tetapi juga mengandung mikroorganisme/bakteri yang merupakan makhluk hidup yang akan mati terkena racun sehingga kerja bakteri untuk menambat nitrogen dan mengurai bahan organik akan terganggu.
2. Apakah POC boleh dicampur dengan larutan NPK atau MKP? Sebaiknya tidak dicampur, karena kandungan bakteri dalam POC biasanya jenis yang memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber energinya, jadi aktivitasnya akan terganggu oleh larutan kimia dari pupuk.
3. Apakah pestisida boleh dicampur dengan pestisida lainnya? Ada kondisi hal ini diperbolehkan demi efisiensi kerja. Seperti, kode pestisida yang tidak sama misalnya SL dengan EC maka boleh dicampur, bahkan lebih efektif jika dua pestisida dicampur dengan cara kerja yang berbeda misalnya pestisida kontak dengan sistemik. Dengan cara seperti itu maka lebih efisien dan efektif, karena dalam sekali penyemprotan terdapat dua keuntungan yaitu tidak repot dan kita mendapatkan efek kerja pestisida sebagai untuk mencegah dan mengobati.
4. Apakah pestisida boleh dicampur dengan NPK 16-16-16 atau MKP untuk penyemprotan? Boleh, ini juga dianjurkan untuk efisiensi dan efektivitas karena sambil mencegah/mengobati hama/penyakit juga memberikan nutrisi.
5. Berapa lama jeda penyemprotan POC dengan penyemprotan pestisida? Dianjurkan dengan selang waktu minimal 4 hari atau lebih, dengan aplikasi pestisida terlebih dahulu kemudian POC.
6. Kapan waktu yang efektif untuk menyemprot pestisida atau POC? Untuk insektisida ulat jenis kontak sebaiknya saat sore menjelang magrib karena saat itu ulat sedang keluar dari persembunyian di dalam pohon padi. Sedangkan jenis sistemik, boleh saat pagi hari atau sore hari, demikian juga untuk herbisida dsb.
7. Apa perbedaan pestisida kontak dengan sistemik, dan manakah yang lebih efektif? Pestisida kontak bekerja langsung dan cepat karena bersentuhan langsung dengan sasaran. Sedangkan sistemik bekerja perlahan-lahan karena akan diserap oleh tanaman terlebih dahulu melalui akar atau daun yang jika bagian tanaman diserang oleh hama maka hama akan teracuni. Begitu pun dengan herbisida sistemik akan bekerja melalui akar yang akan menghambat aktivitas penyerapan nutrisi. Jadi dalam hal ini dalam efektivitasnya tergantung kondisi, duan-duanya punya peran berbeda.
Post a Comment