Fakta dibalik UNBK
Pelaksanaan UNBK
tahun ini
wajib dilakasanakan oleh seluruh sekolah di Indonesia tingkat SMA/MA/SMK dan
SMP/MTs. Khusus
SMA yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia yang dimulai Senin
(9/4/2018) hingga Kamis (12/4/2018) telah selesai. Namun, dibalik itu UNBK juga
telah menyisakan tangis karena faktanya banyak siswa yang mengeluhkan tingkat
kesulitan soal, terutama soal matematika. Entahlah, apakah siswanya yang bodoh
atau pembuat soalnya yang terlalu jago hingga kemudian Deddy Corbuzier pun
berang dan menantang diadakan tes IQ antara dirinya dengan si pembuat soal
matematika untuk membuktikan siapa yang
jago. Tentu saja tantangan itu tak digubris oleh pihak Kemdikbud, kemungkinan gimmick.
Di sini tak akan dibahas tentang
perang IQ, tetapi disini akan dipaparkan tentang fakta-fakta menarik dibalik
UNBK. Berikut adalah fakta dan kisah nyata dari penyelenggaraan UNBK:
1.
Soal
Teracak
Semua siswa tahu soal di kanan-kiri-depan-belakangnya
berbeda, jadi untuk apa mereka menyontek?. Kalau alasannya “Saya tidak berniat
menyontek, Saya hanya ingin mencocokkan soal bu/pak!”. Itu alasan yang mainstream, bahkan alasan itu hanya
berlaku jika sedang tertangkap basah menyontek pekerjaan teman yang berbentuk
esai. Alasan tersebut termasuk dalam klasifikasi kuno dan tidak kreatif, namun
mampu membuat gaduh seluruh siswa dalam kelas akibat terlalu absurd.
Dampak lainnya dari soal yang diacak yaitu,
hilangnya penghasilan para joki dan profesi joki akan punah. Tentu yang
dimaksud bukanlah joki kuda, kalau joki kuda kelihatan orangnya di arena
sedangkan joki UN makhluk misterius. Bayangkan saja jika 1 siswa diberi harga
50 ribu rupiah per mata ujian (4 mata ujian) dikalikan 100 siswa, mereka bisa
mendapatkan keuntungan 20 juta rupiah. Soal matematika yang mudah, namun
faktanya soal matematika UNBK tidak ada seperti skenario joki seperti yang
disebutkan di atas.
2.
Listrik
Padam
Seperti yang diberitakan media nasional bahwa di
Banjarmasin listrik tiba-tiba padam saat siswa mengerjakan ujian nasional berbasis
komputer. Sontak saja hal ini membuat gaduh ruangan ujian gara-gara teriakan
tanpa paduan suara. Panitia pun bingung dan peserta ujian kemudian hanya bisa
pasrah karena listrik padam selama 1,5 jam pada sesi pertama.
Usut
punya usut ternyata penyebab terjadinya
pemadaman listrik gara-gara anak-anak bermain layangan yang kemudian tersangkut
ke konduktor kemudian ditarik sehingga menyebabkan sentuhan antar konduktor.
Maklum, namanya juga anak-anak, mereka pasukan berani mati dan berani mematikan
proses UNBK. Kalau siswa SMA yang melakukannya namanya cari mati, mati karena
dikeroyok temannya.
3.
PC/Laptop
tidak layak pakai
PC/laptop
yang digunakan untuk UNBK harus memenuhi kriteria seperti layar monitor minimal
11 inch, prosesor minimal single core, RAM minimal 512 GB, space harddisk
minimal tersedia 10 GB dan yang terpenting adalah hardware dan software-nya
masih sehat. Definisi sehat di sini adalah keyboard berfungsi dengan baik atau
OS tidak lambat loading.
Fakta
di lapangan masih banyak sekolah yang belum mampu menyediakan PC/Laptop yang
sesuai kriteria minimal karena dana bantuan pemerintah juga belum dikucurkan
untuk pembiayan penyediaan sarana. Pada akhirnya mau tak mau siswa yang harus
menyediakan sendiri PC/Laptop-nya daripada konsekuensinya tidak dapat ikut UNBK.
Bisa ditebak arah pernyatan tersebut bahwa PC/Laptop yang dibawa siswa tidak
layak pakai karena bekas pakai saat orang tuanya saat menyusun skripsi.
4.
Jaringan
Internet Lambat
Masalah
ini yang menjadi masalah utama UNBK. Bagaimana tidak, indikator waktu ujian
sudah menghitung mundur sementara masih ada beberapa soal yang belum terjawab
namun jaringan sedang lambat, siswa hanya bisa menatap layar hitam yang dihiasi
ikon jam pasir pertanda PC/Laptop client mencoba terhubung kembali ke jaringan.
Ini bukanlah tontonan menarik bagi siswa yang sedang konsentrasi memilih
jawaban A, B, C, D atau E.
Ini
bukan di Singapura yang jaringan internetnya sudah diakui sebagai tercepat di
dunia dengan rata-rata kecepatan jaringan internet mencapai 157 Mbps.
Kecepatan tersebut bisa digunakan mendownload film ilegal hanya dalam 1 menit.
Berbeda dengan negara kita tercinta yang rata-rata kecepatan internetnya
hanya mencapai 5,19 Mbps. Perbedaannya bagai langit dan bumi, negara lain
sudah meniliti sampai ke langit sementara negara kita masih di bumi
mempertanyakan “kalau internetnya cepat, mau dipakai untuk apa?”. Inilah
sekarang jawabannya, mau dipakai UNBK.
Post a Comment